ALHIDAMART.COM - Fakta Buku Tere Liye Yang Diamankan Polisi Bersama 3 Anggota Anarko Asal Banjar Belum lama ini 3 orang pemuda yang diketahui sebagai anggota kelompok anarko yang selama ini meresahkan masyarakat dikarenakan membuat vandalisme di tengah wabah bencana virus Corona. Ketiga pemuda tersebut diketahui nama inisial dengan nama bhs berusia 20 tahun, aa 20 tahun, dan DMA berusia 20 tahun. Ketiga anggota kelompok vandalisme asal Banjar tersebut dibekuk oleh pihak kepolisian setelah melakukan Coretan provokatif di beberapa dinding yang ada di kota Banjar dan juga pihak kepolisian menyita beberapa barang bukti diantaranya adalah buku karya Tere Liye berjudul Negeri para bedebah.
Dalam aksi penangkapan kepada tiga pelaku vandalisme asal Banjar yang diketahui menjadi anggota kelompok anarko, polisi juga mengamankan beberapa barang bukti salah satunya adalah buku Tere Liye berjudul Negeri para bedebah, dan selanjutnya sampai sekarang ini mendadak viral dikarenakan selama ini Tere Liye adalah sosok yang selalu memberikan mutiara kata di media sosial namun ternyata ada salah satu buku yang diterbitkan seperti bernada provokatif dan juga saat itu, buku tersebut malah menjadi barang bukti dari pelaku vandalisme kelompok anarko.
Ada beberapa fakta yang berhasil kami rangkum dari berbagai sumber di internet terkait barang bukti buku milik Tere Liye saat diamankan bersama tiga pelaku vandalisme asal Banjar.
Di bawah ini adalah beberapa fakta yang berhasil kami rangkum dari berbagai sumber di internet tentang viralnya Tere Liye di media sosial Twitter setelah salah satu bukunya dijadikan barang bukti atas penangkapan 3 pelaku vandalisme yang sangat merasakan masyarakat.
Awal mula kejadian viralnya trending dengan #tereliye yaitu di saat pihak kepolisian menangkap tiga pemuda berinisial BHS (20), AA (20) dan DMA (20) yang melakukan aksi vandalisme dengan melakukan pembuatan coretan bernada provokatif di beberapa dinding Kota Banjar dan selanjutnya hal ini sangat meresahkan apalagi ketiganya diketahui sebagai geng anarko.
Saat penggeledahan dan penangkapan yang dilakukan oleh pihak Kepolisian, ada salah satu yang menarik perhatian netizen ketika disebutkan dari sejumlah Barang bukti yang diamankan oleh pihak kepolisian tentang aksi vandalisme, yaitu salah satunya buku berjudul Negeri para bedebah yang ditulis oleh Tere Liye yang selama ini dikenal sebagai penulis dan juga yang aktif di media sosial yang memberikan banyak kata mutiara.
Ketika melakukan konferensi pers polres Banjar langsung memberikan informasi terkait beberapa buku yang mereka Sita dari ketiga pelaku di mana judul buku tersebut di antaranya adalah:
Dari 7 buku yang diamankan oleh pihak Kepolisian ternyata yang membuat netizen merasa kaget ya itu salah satu buku berjudul Negeri para bedebah dikarenakan buku tersebut adalah hasil karya Tere Liye yang selama ini dikenal oleh netizen sebagai sosok yang suka memberikan inspirasi melalui kata-kata.
Ketika menangkap 3 pelaku yang sudah diamankan oleh Polisi di mana 3 pelaku tersebut berasal dari kota Banjar, polisi mengamankan beberapa barang bukti diantaranya 7 buku, smartphone, alat untuk mencoret dinding, 37 lembar pamflet yang bertuliskan kapitalisme adalah virus dan dipastikan akan disebar oleh oknum tersebut, literasi, dan beberapa barang bukti lainnya.
Setelah pihak kepolisian melakukan konferensi pers terkait beberapa barang bukti yang mereka amankan dari ketiga pelaku, ternyata netizen sampai sekarang ini malah mempertanyakan terkait buku yang ditulis oleh Tere Liye mereka anggap sangat tidak cocok untuk dijadikan barang bukti. Malahan netizen menyuruh kepada polisi untuk mempelajari buku tersebut dikarenakan di dalamnya adalah sebuah karya seni malahan di dalam buku tersebut tidak ada yang menyuruh untuk melakukan vandalisme.
Ketika banyak komentar dari netizen yang memprotes tentang barang bukti beberapa buku salah satunya hasil karya Tere Liye, pihak kepolisian langsung memberikan klarifikasi melalui Kabid humas Polda Jawa Barat yaitu Kombes Sapto Erlangga, apabila beberapa buku yang diamankan oleh Polisi bukanlah sebagai barang bukti melainkan hanya dijadikan barang yang saat itu diamankan oleh petugas kepolisian dari ketiga pelaku vandalisme.
Selanjutnya menurut polisi, apabila beberapa buku yang diamankan memang tidak ada kaitannya dengan apa yang dilakukan oleh ketiga pelaku dikarenakan polisi sudah sangat mengerti tentang isi buku yang tidak ada sangkut pautnya dengan Panda lisme.
Apabila kami membaca dari beberapa keterangan di Google jika buku yang ditulis oleh Tere Liye dengan judul Negeri para bedebah adalah salah satu buku review tentang dongeng realistis dan bukan menyindir negara Indonesia dimana kisah tersebut ditulis oleh Tere Liye untuk review sebuah kisah konsultan keuangan profesional yang mempunyai nama Thomas yang sedang sibuk dengan pekerjaannya dan ia harus menyelamatkan bank semesta milik Om Lim di mana perjuangan Thomas inilah yang menjadikan judul negeri para bedebah.
Dalam aksi penangkapan kepada tiga pelaku vandalisme asal Banjar yang diketahui menjadi anggota kelompok anarko, polisi juga mengamankan beberapa barang bukti salah satunya adalah buku Tere Liye berjudul Negeri para bedebah, dan selanjutnya sampai sekarang ini mendadak viral dikarenakan selama ini Tere Liye adalah sosok yang selalu memberikan mutiara kata di media sosial namun ternyata ada salah satu buku yang diterbitkan seperti bernada provokatif dan juga saat itu, buku tersebut malah menjadi barang bukti dari pelaku vandalisme kelompok anarko.
Fakta Buku Tere Liye - Twitter |
Ada beberapa fakta yang berhasil kami rangkum dari berbagai sumber di internet terkait barang bukti buku milik Tere Liye saat diamankan bersama tiga pelaku vandalisme asal Banjar.
Fakta buku Tere Liye jadi barang bukti kelompok anarko
Di bawah ini adalah beberapa fakta yang berhasil kami rangkum dari berbagai sumber di internet tentang viralnya Tere Liye di media sosial Twitter setelah salah satu bukunya dijadikan barang bukti atas penangkapan 3 pelaku vandalisme yang sangat merasakan masyarakat.
Kelompok anarko asal Banjar ditangkap polisi
Awal mula kejadian viralnya trending dengan #tereliye yaitu di saat pihak kepolisian menangkap tiga pemuda berinisial BHS (20), AA (20) dan DMA (20) yang melakukan aksi vandalisme dengan melakukan pembuatan coretan bernada provokatif di beberapa dinding Kota Banjar dan selanjutnya hal ini sangat meresahkan apalagi ketiganya diketahui sebagai geng anarko.
Buku Tere Liye
BUku Tere Liye Negeri Para Bedebah - Twitter |
Saat penggeledahan dan penangkapan yang dilakukan oleh pihak Kepolisian, ada salah satu yang menarik perhatian netizen ketika disebutkan dari sejumlah Barang bukti yang diamankan oleh pihak kepolisian tentang aksi vandalisme, yaitu salah satunya buku berjudul Negeri para bedebah yang ditulis oleh Tere Liye yang selama ini dikenal sebagai penulis dan juga yang aktif di media sosial yang memberikan banyak kata mutiara.
Daftar buku yang disita
Ketika melakukan konferensi pers polres Banjar langsung memberikan informasi terkait beberapa buku yang mereka Sita dari ketiga pelaku di mana judul buku tersebut di antaranya adalah:
- Buku berjudul Muhammad Mark Marhaen
- Buku berjudul sebuah seni untuk bersikap bodo amat
- Buku berjudul bertuhan tanpa beragama
- Buku berjudul seks dan revolusi
- Buku berjudul Syekh Siti Jenar
- Buku berjudul Nietzsche Sabda Zarathustra
- Buku berjudul Negeri para bedebah.
Dari 7 buku yang diamankan oleh pihak Kepolisian ternyata yang membuat netizen merasa kaget ya itu salah satu buku berjudul Negeri para bedebah dikarenakan buku tersebut adalah hasil karya Tere Liye yang selama ini dikenal oleh netizen sebagai sosok yang suka memberikan inspirasi melalui kata-kata.
Barang bukti
Ketika menangkap 3 pelaku yang sudah diamankan oleh Polisi di mana 3 pelaku tersebut berasal dari kota Banjar, polisi mengamankan beberapa barang bukti diantaranya 7 buku, smartphone, alat untuk mencoret dinding, 37 lembar pamflet yang bertuliskan kapitalisme adalah virus dan dipastikan akan disebar oleh oknum tersebut, literasi, dan beberapa barang bukti lainnya.
Komentar netizen pada buku Tere Liye
Setelah pihak kepolisian melakukan konferensi pers terkait beberapa barang bukti yang mereka amankan dari ketiga pelaku, ternyata netizen sampai sekarang ini malah mempertanyakan terkait buku yang ditulis oleh Tere Liye mereka anggap sangat tidak cocok untuk dijadikan barang bukti. Malahan netizen menyuruh kepada polisi untuk mempelajari buku tersebut dikarenakan di dalamnya adalah sebuah karya seni malahan di dalam buku tersebut tidak ada yang menyuruh untuk melakukan vandalisme.
Klarifikasi polisi
Ketika banyak komentar dari netizen yang memprotes tentang barang bukti beberapa buku salah satunya hasil karya Tere Liye, pihak kepolisian langsung memberikan klarifikasi melalui Kabid humas Polda Jawa Barat yaitu Kombes Sapto Erlangga, apabila beberapa buku yang diamankan oleh Polisi bukanlah sebagai barang bukti melainkan hanya dijadikan barang yang saat itu diamankan oleh petugas kepolisian dari ketiga pelaku vandalisme.
Selanjutnya menurut polisi, apabila beberapa buku yang diamankan memang tidak ada kaitannya dengan apa yang dilakukan oleh ketiga pelaku dikarenakan polisi sudah sangat mengerti tentang isi buku yang tidak ada sangkut pautnya dengan Panda lisme.
Isi buku karya Tere Liye
Apabila kami membaca dari beberapa keterangan di Google jika buku yang ditulis oleh Tere Liye dengan judul Negeri para bedebah adalah salah satu buku review tentang dongeng realistis dan bukan menyindir negara Indonesia dimana kisah tersebut ditulis oleh Tere Liye untuk review sebuah kisah konsultan keuangan profesional yang mempunyai nama Thomas yang sedang sibuk dengan pekerjaannya dan ia harus menyelamatkan bank semesta milik Om Lim di mana perjuangan Thomas inilah yang menjadikan judul negeri para bedebah.